Merenungi Pesan-pesan Luqman Al Hakim
Allah berfirman :
وإذ قال لقمان لابنه وهو يعظه يبني لاتشرك بالله إن الشرك لظلم عظيم
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepada anaknya : “Hai anakku, janganlah kamu mensekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar”. (QS. Luqman : 13)Luqmanul Hakim merupakan salah satu suri tauladan diantara para bapak yang sangat memperhatikan pendidikan anak. Baik pendidikan ruhiyah maupun jismiyah, mental maupun badan.
Beliau merupakan orang tua yang sadar akan tugas yang diamanahkan kepadanya, yakni merawat dan memelihara serta mendidik anak-anaknya. Memberinya pelajaran, memberinya makan dari hasil yang halal, serta memberi pakaian dengan pakaian yang baik, pakaian ihsan dan taqwa.
Pesan-pesan yang disampaikan Luqmanul Hakim kepada anaknya meliputi pesan yang berkenaan antara hubungan hamba dengan Robnya, antara hamba dengan sesama. Itu semua tertuang dalam bait-bait ayat yang telah Allah abadikan di dalam surat Luqman.
Adapun pesan-pesan Luqman kepada anaknya adalah :
1. Tidak mensekutukan Allah
Pesan ini beliau katakan seperti dalam firman Allah :
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepada anaknya : “Hai anakku, janganlah kamu mensekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzaliman yang besar”. (QS. Luqman : 13).
Orang tua yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya dan keselamatan hidupnya kelak di akhirat adalah orang tua yang mendidik anaknya dengan pendidikan tauhid, yaitu memurnikan segala amalnya hanya untuk Allah, tanpa dicampuri dengan yang lain,karena itu akan menjadi sekutu dan tandingan Allah , dan sesungguhnya syirik itu merupakan dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah jika si-pelaku dosa syirik itu meninggal dalam keadaan musyrik (mensekutukan Allah). Sebagaimana firman Allah :
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik itu bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya …..”. (QS. An Nisa’ : 116). Dan firman-Nya : “Dan Robmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia…”. (QS. AL Isro’ : 23).
Tugas orang tua dalam mendidik anak sejak kecil adalah mengenalkan anak akan siapa Tuhannya, siapa yang mencipta dan mengurusi alam semesa ini, mengerti siapa nabinya, dan mengerti apa agamnaya, sehingga anak mengerti dan faham akan tugas hidup di dunia ini, yaitu beribadah kepada Allah semata dengan cara mengikuti sunnah Rosul-Nya. Sebagaimana yang telah dipesankan oleh nabi Ibrahim dan Ya’ub kepada anak-anaknya : “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan kepada anak-anaknya, demikian Ya’qub. (Ibrahim) berkata : “Hai anak-anakku ! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati keculi dalam memeluk agama Islam”. (QS. Al Baqoroh : 132).
Dan seperti yang diwasiatkanYa’qub kepada anak-anaknya sebelum beliau wafat : “Apa yang akan kamu ibadahi setelah sepeninggalanku ? mereka menjawab ; Kami akan mengibadahi Ilahmu dan Ilah nenek moyangmu, Ibrahim, Isma’il dan Ishaq, yaitu (Ilah) yang Maha Esa dan kami hanya tunduk dn patuh kepada-Nya”. (QS. Al Baqoroh : 133).
Inilah gambaran orang tua yang sangat memperhatikan pendidikan agama kepada anaknya. Pertanyaan yang pertama kali ia tanyakan sebelum ia meninggal adalah apa yang akan kamu ibadahi, bukan apa yang akan kamu makan nanti setelah sepeninggalku ?. pendidikan agama lebih dikedepankan daripada pendidikan matrealistik, karena pendidikan agama akan membawa anak kepada keselamatan di kehidupan akhirat kelak.
Orang tua yang mengajar anaknya akan ilmu akhirat, maka anak itupun akan mendapatkan juga ilmu dunia, berbeda kalau cuman dididik dengan ilmu dunia saja, maka anak tidak akan mungkin mendapat ilmu akhirat. Dikatakan dalam pepatah : “Siapa mencari akhirat maka dunia akan dia dapat, tapi siapa yang hanya mencari dunia maka akhirat tak akan dia dapat”.
2. Berbuat baik kepada kedua orang tua
Mendidik anak untuk berbuat baik kepada orang tua ditekankan dari sedini mungkin oleh Luqmanul Hakim kepada anak-anaknya, karena orang tua adalah yang menyebabkan mereka ada di dunia ini.
Pesan ini Allah abadikan dalam firman-Nya :
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun”. (QS. Luqman : 14).
Pendidikan sopan santun hendaknya diajarkan mulai sejak dini, dari mulai sopan kepada kedua orang tua, berbakti kepadanya dan tidak durhaka kepadanya.
Melihat kehidupan medern sekarang, banyak anak yang tidak mengerti sopan dan santun kepada orang tuanya, bahkan tidak sedikit yang mendurhakainya. Berani kepadanya dan melawan keduanya. Bahkan tidak sedikit anak yang memperbudak orang tuanya.
Mendidik anak agar mengerti sopan santun dan beradab kepada orang tua sangat ditekankan dalam Islam, bahkan Allahpun menekankan hal ini. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya :
“Dan Robmu talah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jaganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “UF (Ah)”dan janganlah kemu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Robku, kasihinilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS. Al Isro’ : 23-24).
Berbuat baik kepada orang tua merupakan kewajiban bagi anak yang harus ia tunaikan, selaku anak yang telah dilahirkan dan dirawat sejak kecil.
Patuh kepada kedua orang tua merupakan keharusan, walaupun kedua orang tuanya berlainan agama, ia tetap dipatuhi perintahnya jika perintahnya tidak ma’siyat kepada Allah. Sebagaimana firman Allah : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mensekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada perngetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergauililah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Luqman : 15).
3. Menanamkan pada diri anak akan kasih sayang Allah .
Menanamkan pada diri anak akan kasih dan sayang Allah kepada nya merupakan pendidikan yang sangat baik dan mulia. Dengan itu anak akan merasa senang dan bahagia serta optimis dalam beribadah kepada-Nya, karena setiap amalan yang ditujukan kepada-Nya akan mendapat balasan dari-Nya. Yaitu balasan pahala Jannah. Allah berfirman ;
“(Luqman berkata ) : “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau langit atau dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui”. (QS. Luqman : 16).
Ketika anak mengerti bahwa Allah akan membalas semua jerih payahnya, maka ia akan selalu berusaha untuk beramal yang baik. Ia akan senantiasa meningkatkan amalnya dan selalu taat kepada perintah-Nya serta selalu berbakti kepada kedua orang tuanya.
4. Mengenalkan anak akan kewajiban dia kepada Robnya
Mengenalkan anak akan kewajiban yang harus ia tunaikan dalam kehidupannya sehari-hari. Seperti, sholat, shodaqoh, amar ma’ruf-nahi mungkar, syukur dan sabar. Sebagaimana firman Allah:
“Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan besabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman : 17).
Ketika anak mengerti dan faham akan kewajiban yang harus ia tunaikan, maka dengan sendirinya ia akan melakukan amalan tersebut dengan baik dan dengan lapang hati.
5. Mengajarkan sopan santun dan rendah hati kepada anak
Akhlak adalah penghias diri seseorang. Ia akan dihormati dan dihargai karena akhlak mulianya, semerntara ia akan dihina dan dilecehkan kerena kesombongan dan akhlaknya yang tercela. Pesan sopan santun dan menerendahkan hati telah dipesankan oleh Luqmanul hakim kepada anaknya yang termaktub dalam firman Allah :
“Dan jangalah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesunguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. (QS. Luqman : 18-19).
Orang akan dicintai karena akhlak dan ilmunya, bukan pangkat dan kekuasaannya. Karena pada hakekatnya kekuasaan hanyalah sementara. Akhlak yang mulia menjadi penghias diri seorang mukmin dan ia akan menjadi pakaian yang mulia.
Orang tua yang bertanggung jawab akan pendidikan anaknya, maka ia akan selalu memperhatikan pendidikannya dari sejak lahir hingga baligh nanti. Ia didik anaknya dengan didikan islami, sebagaimana para salaf assholih mendidik anak-anaknya.
Anak adalah amanah, siapa saja yang menyia-nyiakan amanah maka ia telah mendurhakai yang memberi amanah. Anak laksana tanah liat yang siap dibentuk dengan benrukan apa saja. Ia akan menjadi bentuk yang baik manakala pendesainannya baik dan rapi, tapi ia akan menjadi gambar yang jelek jika desainannya jelek dan amburadul. Anak bagaikan kain putih yang bersih dan suci, ia siap diberi warna apa saja, dan sebaik-baik warna yang menghiasi kain putih adalah warna dan cahaya Ilahi. Sebagaimana firman Allah : “Sibghoh Allah•. Dan siapakah yang lebih baik shibghohnya daripada Allah ? Dan hanya kepada-Nyalah kami menyembah”. (QS. Al Baqoroh : 138).
Siapakah yang akan meniru jejak langkah Luqmanul Hakim. Dan siapakah yang akan menjadi Lukmanul Hakim kedua ?
1 komentar:
bismilah,kepada semua orang tua dan calon orang tua mustinya wajib baca tulisan ini spya bisa mengikuti jejak lukmanul hakim sehingga terbentuk generasi2 muslim yang tangguh...keep spirit dlm berdakwah dijalan ini,islam yang kita cintai sampai matiii....caiyo...
Posting Komentar