Orang yang diberi Kebaikan yang Banyak
وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا
Barang siapa yang diberi oleh Allah Al-Hikmah,
maka ia telah betul-betul diberi kebaikan yang banyak
Lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَايَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ
Artinya : Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal. ( Q.S. Al Baqarah : 269 )
Segala puji bagi Allah Ta’ala, sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in serta kepada siapa saja yang mengikuti jejak mereka sampai hari Qiyamat.
Marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan amal ibadah kita, sebagai suatu bukti pengabdian kita kepada Allah SWT. Dengan cara saling nasehat menasihati tentang kebenaran, kita ingatkan istri, anak, saudara/kawan, adik, kakak, mertua dan tetangga kita. Dan jangan lupa, diri kita sendiri, marilah kita selalu evaluasi, karena tidak ada manusia yang tidak punya kekeliruan dan kesalahan. Dalam suatu hadits disebutkan bahwa, seluruh keturunan Nabi Adam Alaihissalam, adalah mempunyai kesalahan dan kekeliruan, dan sebaik-baik orang bersalah/kliru adalah bertaubat kepada Allah. Apabila ada kekeliruan di antara kita, marilah kita mohon ampun kepada Allah Ta’ala, karena Dialah Maha Pengampun terhadap hamba-hamba-Nya.
Berikut ini kami sajikan beberapa perkataan atau nasehat dari sahabat dan tabiin serta ahli fiqih dari berbagai macam tafsir, tentang hikmah, atau siapakah sebenarnya orang-orang yang mendapatkan kebaikan yang banyak. Telah jelas disebut oleh Allah bahwa, orang yang mendapatkan kebaikan yang banyak adalah orang yang mendapatkan HIKMAH.
• Ibnu Abbas berkata : hikmah adalah pengetahuan Al Qur’an dan faham hukum-hukumnya.
• Qotadah & Adh-Dhohak berkata : hikmah adalah faham tentang Al Qur’an
• Mujahid berkata : hikmah adalah selalu benar dalam perkataan dan perbuatan
• Ibnu Zaid berkata : hikmah adalah pintar dalam masalah addien
• Malik bin Anas berkata : hikmah adalah pengetahuan tentang dienullah, faham di dalamnya dan mengikuti ke arah mana dien itu menuju
• Ibnul Qosim berkata : hikmah adalah berfikir tentang perintah Allah dan mengikutinya, beliau juga katakan bahwa hikmah adalah taat kepada Allah, faham dalam masalah dien dan mengamalkannya
• Ibrahim An-Nakhi’i dan Zaid bin Aslam berkata : hikmah adalah faham Al Qur’an.
• Ar-Robi’ bin Anas berkata : hikmah adalah takut kepada Allah
• As-Suddi berkata : hikmah adalah kenabian
• Abu Malik berkata : hikmah adalah As-Sunnah
• Jumhur Ulama berkata : hikmah artinya masih umum, sedang arti tertingginya adalah kenabian
• Al Hasan berkata : hikmah adalah Al Wara’, berhati-hati terhadap hal-hal yang makruh dan mubah
• Abu Darda’ berkata : hikmah adalah membaca Alqur’an dan berfikir di dalamnya
• Malik berkata : ada kata-kata hikmah dalam Qs. Ali Imran : 48, Maryam : 12, Az-Zukhruf : 63, hikmah di situ semuanya adalah taat kepada Allah, mengikutinya, faqih terhadap dienullah dan mengamalkannya
Selain perkataan Ar-Robi’ bin Anas, As-Suddi dan Al Hasan, di atas saling bermiripan dan saling berdekatan, karena hikmah adalah masdar dari Al Ihkaam, artinya mantap dalam perkataan dan perbuatan. Sedang yang tersebut di atas adalah jenis macam hikmah. Maka Al Qur’an adalah hikmah, Sunnah Nabawiyyah adalah hikmah, dan setiap sesuatu yang disebut, dia punya keutamaan bisa dikatakan hikmah. Asal arti hikmah adalah apa yang mencegah dari kebodohan. Maka ilmu, bisa dikatakan hikmah, karena ia mencegah darinya.
Al Qurthubi menyebutkan, dalam riwayat Al Bukhori, Nabi SAW. bersabda : Siapa yang Allah inginkan ia jadi baik, maka Allah fahamkan kepadanya dalam masalah dien. Hadits ini adalah berkaitan dengan ayat tersbut di atas, yaitu ••••• barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak ••••• Al Baqarah : 269.
Ad-Darimi dalam musnadnya menyebutkan : Sesungguhnya Allah Ta’ala hendak mengadzab penduduk bumi. Maka apabila terdengar seorang guru/mu’allim mengajarkan anak-anak tentang hikmah, Allah Ta’ala membatalkan adzab-Nya. Marwan dalam hal ini mengomentari, hikmah di sini adalah mengajarkan Al Qur’an.
TADZKIROH PRIBADI DAN KELUARGA :
1. Belum pernah kita dapatkan dari perkataan orang-orang salafush sholih, bahwa orang yang mendapatkan kebaikan yang banyak adalah orang yang mendapatkkan pangkat / jabatan yang tinggi, harta yang melimpah, anak keturunan yang hebat, dan lain-lain, melainkan yang tersebut di atas. ( silakan baca ber-ulang-ulang )
2. Para Sahabat, Tabi'in dan Tabiut Tabi'in / As-Salaf Ash-Sholih adalah orang-orang yang lebih faham tentang ajaran-ajaran Islam setelah Rosulullah SAW, daripada kita-kita sekarang. Maka kita dahulukan mereka, kita pelajari sepak terjang mereka, kemudian kita amalkan sebagaimana mereka mengamalkan Islam, agar hidup kita tidak tersesat.
3. Aban bin Salim berkata : kalimat hikmah yang datang kepadamu dari sanak saudaramu, itu lebih baik dari pemberian harta, karena harta akan dapat membuatmu durhaka, sedangkan hikmah akan selalu dapat membimbingmu.
4. Abu 'Anbah Al-Khoulali berkata : kalimat hikmah itu lebih baik daripada pemberian harta benda
5. Berbahagialah orang-orang yang mendapatkan hikmah, mudah-mudahan diri kita pribadi serta sanak saudara kita sekeluarga termasuk orang-orang yang mendapatkan-nya, Amien.
Sumber & Bahan Acuan :
1. Tafsir Ad-Durrul Mansyur Fit Tafsir Al Ma'tsur, Imam Suyuthi.
2. Tafsir Jami'ul Bayan Fi Tafsiril Qur'an, Ath Thobari.
3. Tafsir Al Jami' Liahkamil Qur'an, Al Qurthubi.
4. Tafsir Al Qur'anul Adhim, Abul Fida' Ismail Ibnu Katsir.
5. Tafsir Al Maroghi, Ahmad Musthofa Al Maroghi
6. Tafsir Al Qosimi, Muhammad Jamaluddin Al Qosimi
7. Tafsir Fathul Qodir, Al Imam Asy-Syaukani
8. Al Usus Fie Tafsir, Said Hawa
9. Taisir Aly Al Qodir Li-ikhtishor Tafsir Ibnu Katsir, Muhammad Nasib Ar-Rifai
- Wallahu A'lam Bish Showab -
Abdul Muhsin bin Abdurrohman berkata : Sebaik-baik hadiah yang diberikan seseorang kepada saudaranya seagama adalah nasehat-nasehat atau wasiat yang menjadi bekal baginya di dunia dan simpanan baginya di akhirat. Beliau menyebutkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW. memegang tangan Muadz bin Jabal dan berkata, “ Wahai Muadz, demi Allah, sesungguhnya aku sangat mencintaimu.” Muadz menjawab, “ Demi Allah ya Rasulullah, sesungguhnya aku juga sangat mencintaimu.” Lalu Rasulullah bersabda, “ Saya wasiatkan kepadamu wahai Muadz, setiap selesai shalat janganlah engkau meninggalkan ucapan / do’a :
اللهم أعنى على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Ya Allah, tolonglah aku agar selalu ingat kepadaMu, bersyukur kepadaMu dan beribadah dengan baik kepadaMu.
Lihat Tafsir Ad-Durrul Mansyur, VIII/225. Jami'ul Bayan, 28/106. Al Jami' Liahkamil Qur'an, 18/127. Al Qur'anul Adhim, IV/391. Al Maroghi, 28/162. Al Asas Fie Tafsir, X/6013. Fathul Qodir V/314. Ruhul Ma'ani, 14/165. T. Al Qosimi, 9/227. Ahkamul Qur'an, IV/1852. Taisir Aly Al Qodir, IV/393.
Abdul Muhsin bin Abdurrohman
فستذكرون ما اقول لكم وقفات لمن اراد النجاة
3=Sebaik-baik hadiah yang diberikan seseorang kepada saudaranya seagama adalah nasehat atau wasiat yang menjadi bekal baginya di dunia dan simpanan baginya di akhirat. Suatu hari Rasulullah SAW. Memegang tangan Muadz bin Jabal dan berkata, “ Wahai Muadz, demi Allah, sesungguhnya aku sangat mencintaimu.” Muadz menjawab, “ Demi Allah ya Rasulullah, sesungguhnya aku juga sangat mencintaimu.” Lalu Rasulullah bersabda, “ Saya wasiatkan kepadamu wahai Muadz, setiap selesai shalat janganlah engkau meninggalkan ucapan / do’a :
اللهم أعنى على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Ya Allah, tolonglah aku agar selalu ingat kepadaMu, bersyukur kepadaMu dan beribadah dengan baik kepadaMu.
19=Pernah suatu ketika Ali bin Abi Tholib RA. Dengan beberapa sahabat berjalan-jalan ke kuburan. Ketika sudah mendekati kuburan, ia berkata, “ Wahai ahli kubur, beritahukan kepada kami tentang kondisimu, akan kami ceritakan kepadamu tentang diri kami. Kabar dari kami, hartamu telah dibagi, anak-anak perempuanmu telah dinikahkan, rumah-rumahmu telah dihuni orang lain.” Kemudian Ali bin Abi Tholib RA. terdiam sebentar, lalu ia berpaling kepada para sahabat dan berkata, “ Seandainya mereka bisa bicara, niscaya mereka akan menjawab :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى {البقرة : 197}
Berbekallah kamu sekalian, dan sesungguhnya sebaikbaik bekal adalah taqwa.
20=Pernah Hasan Al-Basri berdiri di depan sebuah kuburan sambil melihat kuburan itu dengan seksama. Selanjutnya ia menoleh kepada salah seorang yang ada di situ dan berkata, “ Seandainya ia keluar dari kuburannya ini, menurutmu apa yang akan ia lakukan ?” Orang itu menjawab, “ Tentuia ia akan bertaubat dan berdzikir mengingat Allah.” Hasan Al-Basri berkata kepada orang itu, “ Kalau dia tidak keluar, maka kamulah yang harus melakukannya.”
39 = Ibnu Mas’ud pernah berkata kepada par asahabatnya yang mengikutinya, “ Kalau kalian mengetahui dosa-dosaku, tentulah kalian akan melempariku dengan batu.”
لو لم تذنبوا لذهب الله بكم وجاء بقوم يذنبون فيستغفرون فيغفر الله لهم
Jikalau kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan menggantikanmu dengan suatu kaum yang berbuat dosa, hingga mereka memohon ampunan dan Allah mengampuni mereka ( H.R. Muslim )
0 komentar:
Posting Komentar